Akuisisi perusahaan lain menggunakan sejumlah besar uang pinjaman (obligasi atau pinjaman) untuk memenuhi biaya akuisisi. Seringkali, aset perusahaan yang diakuisisi digunakan sebagai jaminan atas pinjaman di samping aset perusahaan yang mengakuisisi. Tujuan dari leveraged buyout adalah untuk memungkinkan perusahaan untuk melakukan akuisisi besar tanpa harus melakukan banyak modal.
Dalam sebuah skema Leverage Buyout, rasio utang adalah 90% dan ekuitas 10%. Karena rasio ini utang terhadap ekuitas yang tinggi, obligasi biasanya tidak investment grade dan disebut sebagai obligasi sampah. Leveraged buyout memiliki sejarah terkenal, terutama di tahun 1980-an ketika beberapa buyout menonjol menyebabkan kebangkrutan akhirnya perusahaan yang diakuisisi. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa rasio leverage hampir 100% dan pembayaran bunga yang begitu besar bahwa arus kas operasi perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban.